时间:2025-06-11 15:29:22 来源:网络整理 编辑:焦点
Warta Ekonomi - Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. R quickq.io怎么打开
Hasil pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta belum optimal. Rata-rata warga ibu kota yang terpapar virus corona sebanyak 1.147 orang per hari. Padahal,quickq.io怎么打开 kebijakan itu sudah berjalan hampir satu bulan.
Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, menilai penyebab belum maksimalnya PSBB di Ibu Kota karena pemerintah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) tak bersinergi.
"Seharusnya seluruh kepala daerah di kawasan Jabodetabek menyinergikan kebijakan penanganan Covid-19. Misalnya dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jabodetabek," saran Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini.
Baca Juga: Demo Omnibus Law Tumpah di Jakarta, PSBB Ketat Anies Bakal Berakhir Sia-sia
Pandu menuturkan, pengetatan PSBB di Jakarta semestinya dijadikan alarm daerah penyangga ibu kota untuk juga ikut memperketat kebijakan. Diingatkannya, kasus di wilayah penyangga berpotensi meningkat jika tidak melakukan pembatasan ketat seperti di Jakarta.
"Sebenarnya dengan PSBB, penularan kasus tidak meninggi. Memang belum bisa menurun, tapi penularannya melambat. Tapi akan sulit menekan penularan virus kalau antar-daerah tidak sinergi," paparnya.
Hal sama disampaikan Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Abdul Aziz. Dia menilai pengetatan PSBB dilakukan Jakarta kurang efektif. Pasalnya, tidak didukung daerah penyangga seperti Bodetabek.
"Daerah sekeliling Jakarta mempunyai kebijakan berbeda. Sehingga, banyak orang Jakarta yang pergi ke daerah-daerah penyangga untuk berkumpul sambil makan-makan. Pergerakan orang keluar masuk tak terkontrol," kata Aziz, dalam keterangannya.
Dia mendesak, pemerintah pusat turun tangan membuat satu regulasi penanganan Covid- 19 antara Jakarta dengan wilayah penyangga.
"Harus satu komando kebijakannya. Kalau enggak, susah dikendalikan penularan virus ini," sebutnya.
Seperti diketahui, pengetatan PSBB di Jakarta diberlakukan sejak 14 September lalu. Awalnya hanya dua minggu. Tetapi diperpanjang dua minggu, hingga 11 Oktober 2020. Perpanjangan dilakukan karena penularan Corona masih tinggi.
Halaman BerikutnyaHalaman:
Penumpang Pesawat Wajib Tau, Ini Aturan Terbaru Penerbangan Domestik 2023 Usai PPKM Dicabut2025-06-11 15:14
Surat Perintah Jemput 4 Talent Rumah Produksi Film Dewasa Jaksel Diterbitkan2025-06-11 14:48
Catat, 5 Cara Jitu agar Tidak 'Beser' saat Perjalanan Mudik2025-06-11 14:46
9 Keunggulan Pesawat Tempur F2025-06-11 14:28
PKB Gelar Ijtima Ulama Nusantara, Bahas Kepemimpinan 2024, Wapres dan Mahfud MD Diundang2025-06-11 14:12
Jokowi Singgung Fotonya Bersama Capres: Nda Apa, Boleh2025-06-11 14:09
Ajak Milenial dan Gen Z Melek Finansial, Pegadaian Luncurkan Web Series Ali yang Terheran Herman2025-06-11 13:47
Rocky Gerung Anggap Gugatan Penghinaan Presiden Bersifat Absurd2025-06-11 13:22
Pengurus Warga Perumahan Permata Buana Pastikan Tak Ada Pungli2025-06-11 13:18
Selain Pasal Narkotika, Bandar Narkoba Akan Dimiskinkan, Polisi Tambah Jeratan Pasal TPPU2025-06-11 13:12
Riwayat Sakit Enembe Diungkap Dokter Pribadi: Diabetes Hingga Jantung2025-06-11 15:27
SBY Buka Suara Soal Duet Anies2025-06-11 15:11
Amalan Sunah Sebelum dan Sesudah Sholat Ied sesuai Anjuran Rasul2025-06-11 15:08
INFOGRAFIS: Jangan Lupa Bawa 9 Barang Wajib Ini saat Mudik2025-06-11 14:57
Prabowo: TNI Selalu Dituduh Mau Jadi Diktator2025-06-11 14:35
Pengejaran Bandar Narkoba Fredy Pratama, Polri: Ibarat Cari Barang Hilang2025-06-11 13:35
Kasus Penistaan Agama Panji Gumilang Akan Ditangani 15 Jaksa2025-06-11 13:10
Selain Pasal Narkotika, Bandar Narkoba Akan Dimiskinkan, Polisi Tambah Jeratan Pasal TPPU2025-06-11 13:09
Innalillahi, Istri Wakapolri Komjen Gatot Eddy Meninggal Dunia2025-06-11 13:02
Kisah dan Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Perang Badar2025-06-11 12:49