您的当前位置:首页 > 百科 > KPK Diminta Turun Tangan di Kasus Djoko Tjandra 正文
时间:2025-06-11 11:36:41 来源:网络整理 编辑:百科
Warta Ekonomi - Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk m quickq官网下载地址
Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyelidiki pihak-pihak yang diduga menerima suap dari buronan kasus cessie alias hak tagih Bank Bali Djoko Tjandra,quickq官网下载地址 untuk membantunya masuk dan wara-wiri di Tanah Air.
"KPK harus melakukan penyelidikan atas indikasi korupsi yang diterima pihak-pihak yang membantu pelarian dan memfasilitasi buronan Djoko Tjandra untuk bisa mondar-mandir ke Indonesia tanpa terdeteksi," tegas Peneliti ICW Kurnia Ramadhana, Kamis (16/7/2020).
Baca Juga: Said Didu Ikut Nimbrung di Kasus Djoko Tjandra, Katanya...
Kurnia menyatakan ada kejanggalan-kejanggalan di balik kedatangan Djoko. Dia tak mungkin bisa mulus berada di Tanah Air jika tidak ada pihak-pihak yang membantunya. Nama Djoko sudah terhapus dari daftar rednotice.
Untuk diketahui, rednoticeadalah permintaan untuk menemukan dan menahan sementara seseorang, yang dianggap terlibat dalam kasus kriminal. Status seseorang tersebut sudah ditetapkan sebagai tersangka, dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Selain itu, Djokl juga bisa dengan sukses membuat e-KTP. Belum lagi, mendapatkan paspor dari pihak Imigrasi. Bisa terbang dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat, dengan berbekal surat jalan dari Bareskrim Polri.
Kejanggalan lain, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membiarkan buronan kelas kakap itu mendaftarkan pengajuan Peninjauan Kembali (PK), tanpa menginformasikan kepada penegak hukum yang bertanggung jawab melakukan eksekusi. ICW pun meminta agar PK tersebut tidak dikabulkan.
"Mahkamah Agung harus menolak upaya hukum peninjauan kembali yang diajukan oleh Djoko Tjandra. Selain itu, majelis hakim juga harus menunda proses persidangan, karena tidak dihadiri secara langsung oleh terpidana," tegas Kurnia.
Pemerintah Targetkan Koperasi Desa Merah Putih Diluncurkan 28 Oktober 20252025-06-11 10:46
Dalam Enam Bulan, Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$250.0002025-06-11 10:27
Imam Nahrawi Bakal Berurusan dengan KPK? Lihat Ini2025-06-11 10:24
Tiga Jenazah Terduga Teroris Poso Berhasil Dievakuasi2025-06-11 10:22
Dolar Lanjutkan Kenaikan, Investor Optimis Soal Perundingan China2025-06-11 10:05
Regulasi OJK dan Literasi Keuangan oleh Pinjol AdaKami2025-06-11 10:01
Dolar Diprediksi Melemah Tajam Selama Musim Panas di Amerika Serikat2025-06-11 09:33
Korban Penipuan Penjualan Tiket Coldplay Ingin Uangnya Bisa Kembali2025-06-11 09:26
Meski Dipanggil KPK, Anies Tetap Jalan Terus untuk Pilpres 20242025-06-11 09:21
Tiga Jenazah Terduga Teroris Poso Berhasil Dievakuasi2025-06-11 09:18
Dibuka Hari ini, Simak Link dan Cara Lapor Diri PPG Guru Tertentu 2025 Lengkap Berkas Persyaratan2025-06-11 11:09
Berikan Contoh Israel dan Korsel, Ini Alasan Ridwan Kamil Masih Ogah Buka Sekolah2025-06-11 11:08
8 Menu Wajib Bebakaran di Tahun Baru, Bikin Suasana Makin Hangat2025-06-11 10:46
Dalam Enam Bulan, Harga Bitcoin Diprediksi Tembus US$250.0002025-06-11 10:03
PKS Minta Tambang yang Dekat Raja Ampat Ditindak Tegas: Jangan Sampai Masyarakat Dirugikan!2025-06-11 09:49
Mal Jakarta Mau Dibuka, Guys! Jangan Seperti Orang Kesurupan2025-06-11 09:41
Corona Belum Sepenuhnya KO, Puncak Kok Padat?2025-06-11 09:36
Bertahap Pulih, TMII Akan Kembali Buka pada 20 Juni2025-06-11 09:35
Tutup Holywings, Anies Baswedan Malah Dibilang Cuma Pencitraan: Dia Itu Dekat dengan Alumni 212...2025-06-11 09:08
Giring Ganesha Siap Maju Caleg, Percaya Diri PSI Bisa Raup Banyak Suara di Pemilu 20242025-06-11 08:53