您的当前位置:首页 > 休闲 > Predatory Pricing Mengintai? Pengamat Soroti Bahaya Merger GoTo 正文

Predatory Pricing Mengintai? Pengamat Soroti Bahaya Merger GoTo

时间:2025-06-11 01:45:38 来源:网络整理 编辑:休闲

核心提示

Warta Ekonomi, Jakarta - Isu merger antara dua raksasa teknologi, GoTo dan Grab, tidak hanya menimbu quickq苹果下载安装

Warta Ekonomi,quickq苹果下载安装 Jakarta -

Isu merger antara dua raksasa teknologi, GoTo dan Grab, tidak hanya menimbulkan kekhawatiran dari aspek persaingan usaha, tetapi juga dinilai berpotensi mengancam kesejahteraan konsumen dan driver dalam jangka panjang. 

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda menilai bahwa kekuatan dominan yang dihasilkan dari merger kedua entitas tersebut dapat memengaruhi pemain lain di pasar, serta mengakibatkan konsentrasi kendali harga yang besar di tangan platform.

Predatory Pricing Mengintai? Pengamat Soroti Bahaya Merger GoTo

Predatory Pricing Mengintai? Pengamat Soroti Bahaya Merger GoTo

Baca Juga: Danantara Buka Suara Soal Keterlibatannya dalam Akusisi GOTO oleh Grab

Predatory Pricing Mengintai? Pengamat Soroti Bahaya Merger GoTo

"Justru, merger GoTo-Grab yang disponsori oleh entitas negara melalui Danantara, akan merugikan pelaku usaha lokal, UMKM, dan konsumen di Indonesia. Dalam jangka panjang, akan sulit bagi konsumen maupun driveruntuk memilih layanan pesaing. Kontrol harga akan sepenuhnya di tangan platform," ujar Huda kepada Warta Ekonomi pada Selasa (10/6/2025).

Predatory Pricing Mengintai? Pengamat Soroti Bahaya Merger GoTo

Baca Juga: Spekulasi Akusisi Grab Kian Kencang, GOTO Bawa Kabar Terkini

Menurut Huda, kondisi semacam ini sangat rentan memicu praktik persaingan tidak sehat di pasar digital. "Ini merugikan konsumen dan driverdalam jangka menengah dan panjang. Ada potensi untuk terjadinya predatory pricingdan menimbulkan potensi terjadi monopoli," tegasnya.

Huda juga secara spesifik mengkritisi keterlibatan entitas negara melalui Danantara dalam potensi merger ini. Ia berpendapat bahwa keterlibatan tersebut tidak akan memiliki dampak signifikan terhadap arah kebijakan perusahaan hasil merger. "Saya juga tidak melihat Danantara membawa pengaruh terhadap kebijakan entitas bisnis hasil merger karena keterlibatan Danantara akan minim," tambahnya.