Bursa Karbon RI Catat Transaksi 1,6 Juta Ton Emisi, Tembus Rp77,95 Miliar
时间:2025-06-08 03:42:46 出处:焦点阅读(143)
Bursa karbon Indonesia mencatat perkembangan signifikan sepanjang 2025, dengan total volume transaksi yang mencapai 1,6 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO₂eq) hingga 28 Mei 2025. Nilai akumulasi transaksi tercatat sebesar Rp77,95 miliar.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, mengatakan bahwa sejak diluncurkan secara resmi pada 26 September 2023, bursa karbon Indonesia terus menarik minat pelaku pasar. Hingga akhir Mei 2025, tercatat sebanyak 112 pengguna jasa telah memperoleh izin resmi dari OJK untuk berpartisipasi dalam perdagangan karbon.
“Pertumbuhan bursa karbon ini menandai kesiapan Indonesia dalam mengintegrasikan instrumen pasar keuangan dengan agenda pembangunan berkelanjutan dan pengendalian perubahan iklim,” ujar Inarno, dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Mei 2025 pada Senin (2/6/2025).
Baca Juga: Bursa Karbon Catat Transaksi 1,59 Juta Ton CO2e, OJK Dorong Akselerasi Pasar Hijau
Ia menegaskan bahwa OJK terus memperkuat kerangka pengawasan serta regulasi untuk memastikan integritas transaksi dan perlindungan investor di pasar karbon. Transparansi dan kejelasan kepemilikan unit karbon menjadi fokus penting dalam menjaga kredibilitas bursa ini.
Sementara itu, nilai transaksi derivatif keuangan per Mei 2025 telah mencapai Rp160,39 triliun, dengan volume 52.605 lot dan rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp9,43 triliun. Sementara itu, secara kumulatif year-to-date, rata-rata harian menyentuh angka Rp12,9 triliun.
Baca Juga: Pasar Modal Indonesia Jadi incaran Investor Asing, IHSG Jadi yang Paling Perkasa di Kawasan
Inarno menjelaskan bahwa pertumbuhan ini menunjukkan tingginya minat serta kepercayaan pelaku pasar terhadap instrumen derivatif domestik. Sejak resmi diluncurkan pada Januari 2025, pasar derivatif keuangan telah melibatkan 89 pelaku dan 15 penyelenggara yang telah mengantongi izin prinsip dari OJK.
“Pertumbuhan pasar derivatif dan bursa karbon ini menandai kematangan pasar keuangan Indonesia yang semakin beragam dan inovatif,” terang Inarno.
上一篇: Meski Ramai #KaburAjaDulu, Muzani: Warga Indonesia Pasti Kembali karena Cinta Tanah Air
下一篇: Hasto Kristiyanto Ngadu ke Dewas KPK, Minta Pemeriksaan Sebagai Tersangka Ditunda, Alibi Apa Lagi?
猜你喜欢
- Bima Arya Targetkan Retreat Kepala Daerah Sebelum Ramadan, Tunggu Pelantikan
- iPhone 16 Series Belum Bisa Masuk ke Indonesia, Menperin Agus Gumiwang Singgung TKDN
- Dolar AS Loyo, Rupiah Tipis Naik! Trump Digoyang Tarif, Pasar Cemas Data Ketenagakerjaan
- Emiten Hary Tanoe (BMTR) Pastikan Kesiapan Dana untuk Lunasi Obligasi dan Sukuk Ijarah Jatuh Tempo
- Catat! KIP Kuliah 2025 Tidak Kena Efisiensi Anggaran, Beasiswa Tetap Lanjut!
- Studi Ungkap Makan Sayuran Bisa Bikin Panjang Umur
- Wamenekraf Apresiasi IFW Sebagai Wadah Inkubasi Talenta Muda Industri Fesyen
- iPhone 16 Series Belum Bisa Masuk ke Indonesia, Menperin Agus Gumiwang Singgung TKDN
- Cara Daftar KIP Kuliah 2025 untuk Dapat Saldo Dana Hingga Rp 1,4 Juta Per Bulan, Cek NISN dan NIK